- Mengapa saya harus belajar Bahasa Indonesia?
2. Apa saja softkill yang saya butuhkan?
Berikut ini soft skill yang saya butuhkan baik di dunia kerja maupun di lingkungan :
- Planning & Organizing, mampu untuk mengatur tugas yang harus dikerjakan hingga selesai. Kebiasaan untuk menunda-nunda tugas tidak bisa lagi dipertahankan. Bagi kamu yang super sibuk (kuliah sambil melakukan aktivitas di luar perkuliahan) harus belajar mengalokasikan waktu dengan tepat termasuk membuat prioritas.
- Tenacity (Keuletan/Kegigihan), tahan untuk mengerjakan suatu tugas hingga selesai atau melakukan suatu tindakan hingga tujuan tercapai. Di dalamnya termasuk berani untuk menghadapi tantangan dan resiko, punya strategi jitu untuk mencapai tujuan. Tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan. Kalau saat ini Anda terlalu memilih-milih lokasi untuk bekerja, tidak mau jauh dari rumah, saya ragu kalau Anda punya keuletan dan kegigihan dalam bekerja nantinya.
- Salesmanship. Salesmanship disini bukan berarti kamu harus bekerja di bidang sales/marketing, namun kamu punya kapasitas komunikasi interpersonal untuk mau mendengarkan ide dari klien, dan mau menerima masukan dan keinginan untuk meningkatkan mutu produk. Kalau kamu saja sudah alergi dengan bidang sales/marketing, maka kamu perlu sadar diri bahwa kamu salah selama ini.
- Stress Tolerance. Di dunia ini tidak ada orang yang kebal terhadap stress, semua orang pasti akan dan pernah mengalami stress. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana diri kita menghadapi stress yang melanda. Stress Tolerance dalam dunia kerja berarti mampu mempertahankan kinerja yang tetap maksimal dalam kondisi yang menekan. Cara-cara yang diterapkan dalam menghadapi stress tentunya cara yang patut dan dapat diterima oleh perusahaan.
- Kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh para lulusan. Mengapa ? Bila kita kembali melihat pada Kamus Kompetensi Universitas Harvard, Kepemimpinan merupakan perilaku untuk membuat keputusan dengan berpegang pada visi dan nilai/budaya kerja perusahaan. Lebih lanjut dijabarkan bahwa orang yang memiliki kapasitas kepemimpinan adalah orang yang menghargai hak orang lain, perbedaan dan harga diri orang lain. Orang yang jujur dan berintegritas dalam tindak-tanduknya, serta mau mempertanggungjawabkan segala perbuatannya ketika bekerja. Dengan kata lain orang yang memiliki soft skill kepemimpinan adalah orang yang mampu memberikan dampak yang positif bagi orang lain. Proses rekrutment dengan metode Management Trainee (MT) semuanya mencari kandidat yang memiliki potensi kepemimpinan ini. Hal ini dilakukan karena melalui jalur MT ini perusahaan ingin mencetak ’future leader’ bagi perusahaan tersebut.
- Inisiatif. Inisiatif berarti mengambil tindakan untuk mencapai tujuan bersama sebelum diminta. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, pembicara cukup mengalami kesulitan karena tidak ada peserta yang bertanya. Baru setelah dimotivasi, ada beberapa orang yang bertanya. Menurut pembicara tersebut, tindakan inisiatif seperti berani untuk mengajukan pertanyaan harus dibiasakan sejak mahasiswa.
- Etika Profesiona. Darimana sikap profesional ini muncul ? Dari kesadaran untuk menghargai orang lain, menghargai kesempatan, dan sadar diri. Kalau sejak mahasiswa tidak menghargai orang yang berbicara dengannya, atau dosen yang mengajar, atau teman yang sedang presentasi di kelas, maka kita sedang membiasakan diri untuk tidak bersikap profesional nantinya. Kebiasaan buruk seperti mencontek juga mengarah pada sikap yang tidak profesional atau tidak etis dalam bekerja. Menurut saya perilaku mencontek menunjukkan gejala tidak percaya diri, tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri. Orang yang terbiasa mencontek, maka ia akan ragu untuk menunjukkan karyanya. Tidak heran bila ia akan ’mencuri’ ide orang lain untuk dipresentasikan di kantornya.
- Kerjasama Tim. Banyak orang yang mampu mengerjakan tugas secara mandiri namun kurang terampil ketika harus bekerja sama. Kerjasama tim berarti melakukan suatu tugas bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Bukan berarti sama-sama kerja namun mencapai tujuan masing-masing. Ibaratnya sebuah orkestra, setiap pemain memainkan alat musik yang berbeda namun harus mentaati arahan dari conductor supaya tercipta musik yang indah dan harmonis.